Karawang - Dampak kenaikan harga BBM ini telah memukul usaha angkutan umum kota (angkot) di Karawang. Sekelompok komunitas yang beranggotakan ribuan supir angkot di Karawang berhenti beroperasi dikarenakan biaya operasional yang sedang tinggi akan tetapi dari pendapatan turun tajam. Para sopir angkot yang terdaftar sekitar 2.000 unit angkot, dan terdapat sekitar 1.800 di antaranya tidak bisa melanjutkan beroperasi.
Atas kejadian mogok operasi supir angkot, pihak Pemkab Karawang menjanjikan akan memberikan bantuan berupa stimulan dari pemerintah pusat agar para supir angkot dapat beroperasi kembali di Karawang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Karawang, Arif Bijaksana menjelaskan, kenaikan BBM ini telah berdampak ke berbagai sektor termasuk pada supir angkot dan usaha jasa angkutan lainnya di Karawang. Para sopir angkot sudah mengeluhkan adanya penuruan penumpang sebelum kenaikan harga BBM kepada pemda Karawang. Dan meski sudah dinaikkan tarif angkot setiap jurusan, akan tetapi setelah kenaikan BBM justru menambah lesu dan sepi para penumpang yang berminat pada jasa angkutan umum.
“Sebelumnya usaha jasa angkot ini masih terpukul karena adanya pandemi, dan sebelum kenaikan BBM kita bangkit, akan tetapi terpukul kembali harga BBM naik. Hal ini menjadi tekanan bagi kami para supir angkot.” kata Arif, Selasa (6/9/2022).
Arif menjelaskan, sebelum adanya kenaikan BBM terdapat sekitar 200 unit mobil angkot yang sudah beroperasi dari jumlah angkot keseluruhan 2000 unit. Hal ini juga dikarenakan pemerintah melakukan motivasi dan dorongan agar mobil angkot kembali beroperasi di Karawang.
Akan tetapi, saat sedang menghidupkan kembali angkot di Karawang yang tidak beroperasi, pihak pemerintah pusat justru mengeluarkan kebijakan kenaikan BBM yang menyebabkan supir angkit kembali lesu.
“Hal ini tidak bisa dijadikan panutan dan dilematis bahwa kami para supir angkot adalah rakyat kecil yang tidak bisa apa apa. Kebijakan pemerintah pusat menjadikan kami tidak bisa berbuat apa apa lagi,” katanya.
Arif melanjutkan bahwa usaha angkot di Karawang ini akan terus lesu baik sebelum apalagi kenaikan harga BBM. Sehingga para supir angkot ini, sebenarnya ingin kembali dioperasikan, akan tetapi tetap saja BBM naik.