Iklan

Iklan

,

Iklan

Fashion On Pedestrian Banyuwangi Menjadikan Semangat Para Perajin Batik

Kartininews
Oct 1, 2022, 12:08 WIB Last Updated 2022-10-01T05:08:22Z

Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi Jumat kemarin (30/9/2022) telah menggelar peragaan busana batik, di sebuah pedestrian di areal creative space, Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan.


Ajang ini menjadikan wadah kreatifitas bagi para model dan desainer muda Banyuwangi, sekaligus mekampanyekan "Bangga Buatan Indonesia".

Di ajang Fashion on Pedestrian yang serangkaian event Banyuwangi Batik Festival (BBF), diikuti sekitar 100 model dari kategori anak-anak hingga dewasa. Mereka memperlihatkan aksinya di trotoar creative space areal RTH Taman Blambangan yang didesain menjadi catwalk. Dengan luwes profesional, mereka memeragakan aneka busana batik dari motif Sisik. 

Para aktris model ini membawakan busana batik yang dihasilkan desain sendiri atau dari hasil kolaborasi dengan desainer lokal. Tema busana yang ditampilkan adalah dari mulai kasual, busana pesta, sampai pada busana kerja.

Para model lokal ini dengan tampil percaya diri layaknya model profesional. Pertunjukkan tersebut dimulai dari kategori model anak, beragam busana batik kasual dengan warna-warna cerah pun mendominasi. 

Kemudian dilanjutkan dengan kategori model remaja yang tampil membawakan busana pesta, kain batik berhasil diubah menjadi aneka busana yang elegan dan mewah serta berkesan. Dilanjutkan dengan parade busana kerja yang ditampilkan oleh kategori model dewasa yang tampil dengan berbagai desain busana yang lebih formal. Fashion Show ini ditutup dengan parade dari puluhan model berbadan oversize yang memperagakan busana pesta dalam kategori dewasa.

"Kegiatan Peragaan busana ini adalah cara kita untuk mendukung industri sektor kreatif, terkhusus pada busana batik, di Banyuwangi. Ajang semacam ini akan terus berlanjut yang nanti kita gelar sebagai salah satu pendorong strategi pemulihan ekonomi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka acara. 

Event "Banyuwangi Batik on Pedestrian" sudah digelar rutin tiap tahun semenjak 2013 sebagai acara rangkaian kegiatan event Banyuwangi Batik Festival (BBF). Setelah sempat berhenti dua tahun dikarenakan adanya pandemi c0v1d-i9, parade fashion batik seperti ini kembali digelar tahun ini. 

"Lewat ajang ini, Pemkab Banyuwangi berharap para perajin batik lokal kembali bersemangat. Kembali berproduksi dan berkreasi setelah terhenti karena pandemi, dan tentunya pesanan kain batiknya juga akan kembali pulih," kata Ipuk. 

Bagi Ipuk, BBF juga menjadi wadah kreativitas pemuda daerah yang memiliki passion di bidang fesyen, terutama batik. Selain itu juga, sebagai sarana mengkampanyekan produk lokal. 

"Ini adalah sesuai arahan Presiden Jokowi agar kita semua bangga menggunakan produk dalam negeri. Dan Mari kita durung program Bangga dan Beli Buatan Indonesia," kata Ipuk. 

Ipuk pun menegaskan, ajang semacam ini akan terus digelar di Banyuwangi. 

“Kami yakin dengan terus memberikan panggung seperti ini akan mampu memunculkan generasi desainer potensial daerah. Selain itu, ini juga cara menumbuhkan kecintaan para pemuda pada kain batik yang merupakan warisan budaya bangsa,” kata Ipuk.

Ajang ini disambut antusias oleh para peserta. Salah satunya, Aliena Miesha dari SMA 2 Taruna Bhayangkara, Genteng. Dalam kesempatan ini Aliena memperagakan busana pesta yang dia rancang sendiri bersama sang ibunda. 

"Senang bisa ikut lagi. Dulu pernah ikut, lalu vakum karena pandemi. Ini kesempatan menyalurkan passion saya," kata Aliena. 

Banyuwangi Batik on Pedestrian ini mendapat apresiasi positif dari desainer Philip Iswardono, desaine nasional yang beberapa kali terlibat dalam ajang fesyen ini. Menurutnya, gelaran fashion di Banyuwangi tahun ini mengalami peningkatan pada segi kualitas.

“Kreativitas peserta sudah semakin membaik. Hanya perlu sedikit pendampingan agar mereka lebih memahami tema. Misalnya, konsep yang benar untuk busana pesta itu seperti apa, sehingga desain mereka bisa benar-benar diterima pasar,” kata Philips.

Iklan