Sukoharjo - Seorang Warga, Surono (52) terlihat bahagia. Matanya berkaca-kaca dan lidahnya kelu. Dari kejauhan, ia melihat wajah gembira Yetty (17) putrinya. Jika Ganjar Pranowo terpilih sebagai presiden pada tahun 2024, dia bisa mencapai cita-citanya untuk kuliah. Ini masih kemungkinan saja.
Surono datang ke acara Capres 2024 nomor urut tiga di Lapangan Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Sukoharjo hari ini bersama istrinya dan anaknya Yetty. Di lokasi tersebut, Ganjar memulai mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana.
Jika dia menjadi presiden, Ganjar akan berkomitmen untuk mencari anak-anak dari keluarga miskin untuk disekolahkan hingga sarjana. Program ini akan memungkinkan anak-anak tersebut menjadi harapan keluarga untuk keluar dari kemiskinan.
"Alhamdulillah, saya senang mendengar program Pak Ganjar tentang keluarga miskin yang memiliki satu sarjana. Dan Akhirnya, mimpi anak saya akan bisa terwujud," kata Surono.
Surono hanyalah tukang kuli. Sementara istrinya hanya bekerja sebagai buruh, keluarga mereka jauh dari kesejahteraan, penghasilan sehari-harinya tidak lebih dari 100.000 rupiah.
Kenangnya, "Tapi anak saya Yetty itu pengen kuliah. Saya sudah bilang, nduk bapak nggak punya uang. Tapi dia tetep pengen kuliah, dia mau kerja dulu."
Mimpi itu akhirnya akan menjadi kenyataan ketika program Ganjar dijalankan untuk satu keluarga miskin satu sarjana. Ia berharap putrinya dapat masuk universitas.
Surono mengaku sangat senang. Surono tidak bisa membayangkan bahwa anak yang bekerja sebagai tukang batu bisa mendapatkan gelar sarjana. Dia memiliki kemampuan untuk membantu saya, serta masyarakat dan negara. Surono pun berharap bahwa Pak Ganjar akan menjadi presiden untuk mewujudkan cita-cita anaknya.
Sementara itu, Ganjar menyatakan bahwa program satu keluarga miskin satu sarjana harus menjadi prioritas karena akan memungkinkan penyelesaian pendidikan di Indonesia dan penghapusan kemiskinan.
Ganjar selama menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah telah mendirikan sekolah boarding gratis SMKN Jateng untuk anak-anak miskin. Dan seratus persen lulusannya sudah bekerja dan dapat membantu ekonomi keluarga.
Program Ganjar untuk satu keluarga miskin satu sarjana lanjut tidaklah menantang. Program itu dapat dilaksanakan dengan anggaran pendidikan yang besarnya sebesar 20% dari APBN.
Selain itu, kami juga memiliki inisiatif untuk mendirikan sekolah vokasi boarding gratis untuk warga miskin seperti SMKN Jateng di semua daerah di Indonesia. Dia menyimpulkan, "Dengan dua program itu, cita-cita mewujudkan generasi emas dan menuntaskan kemiskinan dapat dicapai." Katanya.