Iklan

Iklan

,

Iklan

Cara Pandang Yang salah Pada Memandang Kaum Perempuan

Kartininews
Aug 20, 2024, 15:34 WIB Last Updated 2024-08-20T08:34:55Z

Setidaknya ada dua cara pandang yang salah dalam memandang relasi kaum perempuan dan juga agama Islam.


Pertama pandangan feminisme liberal yang sering kali menggambarkan bahwa Islam sebagai sebuah agama tidak berpihak pada hak - hak perempuan. Islam dalam pandangan orang-orang sok tau ini diidentikkan sebagai penindas dan sama sekali intoleran terhadap kepentingan perempuan. Mereka sebisa mungkin mengajak kaum perempuan muslimah untuk berlepas diri dari nilai-nilai agama mapan dengan dalih pembebasan dari belenggu pemahaman yang kolot. 

Bagi mereka ajaran-ajaran barat yang dianggap memiliki nilai-nilai super adalah solusi yang paling tepat membawa kaum perempuan menuju kebebasan dan kemajuan. Pandangan ini muncul karena kekacauan cara berfikir dengan menjadikan satu atau dua kasus menjadi masalah universal bagi keseluruhan kaum perempuan, dibungkus dengan ketidakmampuan dalam pembacaan sistem agama Islam secara menyeluruh. 

Kedua adalah pandangan Islamis konservatif fundamentalis yang hanya menilai perempuan berdasarkan teks-teks literal secara rigid namun membabi buta. Dalam pandangan orang-orang ini, perempuan digambarkan berada penuh, tanpa daya, dibawah kendali laki-laki. Banyak hal yang sebenarnya bukan kewajiban bagi perempuan dipaksakan untuk dilakukan, dan mengabaikan hak-hak mereka sebagai manusia yang juga punya kesempatan sama dengan laki-laki dalam beberapa aspek, seperti menuntut ilmu agama yang fardhu, berkarya, beribadah dan sebagainya, dibatasi dan dihabisi sehabis habisnya. Perempuan tidak lebih dari seonggok daging yang bebas digunakan kapan saja oleh yang empunya ketika kepingin.

Dua pandangan ekstrim ini sama sekali jauh dari apa yang diajarkan oleh Muhammad Shollallaahu'alaihi wa sallaam sebagai pembawa ajaran Islam yang justru berwasiat untuk memperlakukan wanita dengan sebaik-baiknya. Perempuan tidak dibebaskan sebebas-bebasnya tanpa aturan, namun dibentuk agar berkarakter kuat dengan nilai-nilai luhur berdasarkan Wahyu. Tidak seperti feminisme yang hanya menyuarakan pembebasan, namun membiarkan tanpa aturan. Inilah yang menjadikan perbuatan-perbuatan biadab seperti seks bebas, hamil diluar nikah, lesbian dan sebagainya, sebagai sebuah kewajaran selama dilakukan dengan senang tanpa paksaan. Na'udzubillah min dzalik. 

Ajaran Islam yang disampaikan Muhammad shalallahu alaihi wassalam juga sama sekali tidak mengabaikan hak-hak perempuan sebagaimana yang diyakini oleh kelompok kedua. 

Islam bukan hanya memberikan ruang gerak yang sangat luas bagi perempuan, tapi juga memberikan sekian banyak tuntunan yang mengantarkan perempuan maju tanpa meloncati kodrat dan mencabik cabik keluhurannya. (KW)

Iklan